Kamis, 20 Oktober 2011

kopi

Legenda kopi


Menurut legenda, sejarah kopi berasal dari seorang penggembala Arab bernama Kaldi yang melihat kambingnya menari dengan riang diantara pohon-pohon semak berdaun hijau gelap yang buahnya berbentuk merah ceri terselip diantara rimbun daunnya. Buah tersebut menyebabkan euphoria yang aneh. Setelah mencobanya sendiri ia merasakan timbul efek yang kuat pada tubuhnya.

Efek stimulasi itu kemudian dieksploitasi oleh para pendeta di biara-biara setempat untuk tetap terjaga selama masa sembahyang yang panjang dan mendistribusikannya ke biara-biara lain di segala penjuru dunia. Maka dari itu, lahirlah produk kopi.


Disamping populernya versi legenda tersebut, baru-baru ini botanist membeberkan bukti asal-usul biji kopi yang lain. Bukti ini mengindikasikan bahwa sejarah kopi dimulai di dataran tinggi Ethiopia Tengah dan terdapat indikasi produk ini telah diperjual-belikan di Yaman dan kopi telah ditanam sejak abad ke-6. Bahkan pembukaan kedai kopi yang pertama di Cairo dan Makkah telah dilakukan dengan serius dibandingkan hanya sebagai perdagangan sambilan.








Sejarah tentang kopi di indonesia



Pada awalnya, kopi di Indonesia berada di bawah pemerintah Belanda. Kopi diperkenalkan di Indonesia lewat Sri Lanka. Awalnya, pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi, dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra, dan Sulawesi. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia terserang hama yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Pada saat itu, kopi juga ditanam di Timor dan Flores. Kedua pulau ini pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis. Jenis kopi yang ditanam di sana juga adalah kopi arabika. Kopi ini tidak terserang hama.


Menurut situs wikipedia, pemerintah Belanda kemudian menanam kopi liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi liberika sedikit lebih besar dari biji kopi arabika dan kopi robusta.


Bencana alam, Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, semuanya mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh, dan tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah umumnya adalah kopi arabika. Sedangkan, di Jawa Timur (Kayu Mas, Blewan, dan Jampit) umumnya adalah kopi robusta. Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi arabika dan robusta. Kopi robusta tumbuh di daerah rendah, sedangkan kopi arabika tumbuh di daerah tinggi.

Saat ini, kopi merupakan minuman ke-2 yang dikonsumsi di seluruh dunia, setelah air. Finlandia merupakan negara yang konsumsi per kapitanya paling tinggi, dengan rata-rata konsumsi per orang sekitar 1400 cangkir setiap tahunnya!

Kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu 1998-2000 saja. FAO memperkirakan, pada tahun 2010, produksi kopi dunia akan mencapai 7 juta ton per tahun












Minuman Terlarang

Perjalanan kopi menjadi minuman yang paling digemari penduduk bumi memang tidak mulus. Ada masa-masa di mana kopi menjadi produk yang kehadirannya “diharamkan”. Pada tahun 1511, karena efek rangsangan yang ditimbulkan, dilarang penggunaannya oleh para imam konservatif dan ortodoks di majelis keagamaan di Mekah, Arab Saudi. Akan tetapi, karena popularitas minuman ini, larangan tersebut pada tahun 1524 dihilangkan atas perintah Sultan Selim I dari Kesultanan Utsmaniyah Turki. Di Kairo, Mesir, larangan yang serupa juga disahkan pada tahun 1532, di mana kedai kopi dan gudang kopi ditutup.

Seabad kemudian, tepatnya pada tahun 1656, Wazir Kerajaan Usmaniyah mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang kopi, melainkan menghukum orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada pelanggaran pertama. Tetapi, bertahun-tahun kemudian, pelarangan minum kopi di Timur Tengah lambat-laun terkikis sehingga jika seorang suami melarang istrinya minum kopi, si istri tersebut bisa memakai alasan ini untuk meminta cerai.
Di Italia, pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi dan menyatakan, minuman kopi itu dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan anggur. Bukan hanya melarang, melainkan juga menghukum orang-orang yang minum kopi. Alasannya, kopi adalah “komoditas politik” kaum muslim dalam upaya menggeser popularitas anggur yang sejak lama sudah dikenal dan identik dengan kaum Katolik.
Larangan juga diberlakukan di Rusia, meski lebih bersifat “diskriminatif” dan menjaga wibawa aristokrasi kopi. Karena dianggap bergengsi sebagai minuman, Raja Frederick Agung dari Rusia pada tahun 1777 hanya memperbolehkan kalangan atas atau kelas bangsawan saja untuk menunjukkan kearistokratan kopi.



Serbuk Kopi Mencegah Kanker Kulit

Satu lagi penelitian menunjukkan bahwa kopi adalah tanaman yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Riset terbaru di Amerika Serikat mengindikasikan, meminum kopi atau bahkan mengoleskan serbuk kopi di atas kulit mungkin dapat menjadi cara supaya terlindung dari risiko terkena kanker.



Penelitian yang dilakukan Dr Allan Conney dari Rutgers University di New Jersey AS, menunjukkan, kafein dalam kopi dapat membantu mencegah timbulnya kanker kulit non-melanoma dengan cara membantu membunuh sel-sel yang rusak yang berpeluang menjadi tumor. 

Kesimpulan itu diambil setelah melakukan percobaan menggunakan tikus di laboratorium. Hewan pengerat ini direkayasa secara genetik sehingga tubuhnya kekurangan produksi sejenis enzim bernama ATR. Para peneliti mampu membuktikan, tikus tersebut dapat terhindar dari kanker bahkan ketika terpapar sinar ultraviolet. 

Sejumlah penelitian sebelumnya telah mengindikasikan bahwa minum secangkir kopi mengandung kafein setiap hari memiliki efek menekan enzim ATR dan memicu kematian sel-sel yang rusak oleh paparan sinar UV. 

Conney dan timnya mampu mengkonfirmasi hipotesis mereka bahwa kopi yang mengandung kafein - baik diminum atau dioleskan pada kulit - mampu bekerja menghambat ATR. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat bagaimana teori yang sama mungkin dapat juga berlaku pada manusia. 

"Kami ingin melihat apakah kafein memiliki efek pada manusia bila diberikan secara berkala," kata Conney, yang mempublikasi risetnya dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. 

"Kafein mungkin menjadi senjata dalam pencegahan karena mampu menghambat ATR dan juga bertindak sebagai tabir surya serta langsung menyerap sinar UV yang merusak," tambahnya

Kanker kulit jenis non-melanoma, termasuk jenis sel basal dan sel skuamosa, adalah jenis kanker kulit yang paling sering ditemukan. Kanker ini sebagian besar dapat disembuhkan jika terdeteksi di tahap awal.

Penelitian sebelumnya menunjukkan peminum kopi cenderung memiliki resiko lebih rendah menderita kanker payudara, rahim, prostat dan usus besar, namun efek yang bermanfaat tidak terlihat pada orang yang minum kopi tanpa kafein.


Minum Kopi Cegah Alzheimer

Selain mampu mengusir rasa kantuk, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kopi bermanfaat untuk mencegah seseorang terkena penyakit demensia Alzheimer.



"Ya sudah ada penelitian yang mengatakan bahwa kopi mencegah Alzheimer. Ini karena di kopi ada stimulan, kafein, dan antioksidan yang merangsang kerja dari sel-sel otak," kata Samuel Oetoro, MS, SpGK, spesialis gizi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam media workshop, Jumat (27/5/2011).

Alzheimer merupakan jenis kepikunan yang membahayakan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.

Menurut Samuel, salah satu faktor penyebab Alzheimer adalah adanya pelepasan radikal bebas di otak yang berlebihan. Dalam hal ini, kafein mampu menangkalnya.

Meski ada penelitian yang membuktikan manfaat tersebut, Samuel tetap tidak menganjurkan kita untuk mengonsumsi kopi secara berlebihan. Pasalnya, terlalu banyak minum kopi juga bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan dan tubuh. "Maksimal minum kopi dua cangkir sehari," imbuhnya.

Disinggung soal seberapa besar kebenaran akan manfaat kopi untuk mencegah Alzheimer, Samuel mengatakan hal itu sangat tergantung dari seberapa banyak penelitian yang membuktikannya. "Meta-analisisnya belum ada. Meta-analisis itu, dari banyaknya penelitian yang dikumpulkan, dilihat mana yang positif, mana negatif lalu dibandingkan. Itu belum ada," pungkasnya.

Sementara itu, dr Raul Sibarani, SpS, dari MRCCC Siloam juga mengungkapkan hal senada terkait khasiat kopi dalam mencegah gangguan kepikunan. "Kafein itu memang ternyata betul bukan hanya untuk yang Alzheimer, melainkan juga untuk yang parkinson," ungkapnya.

Raul mengungkapkan, berdasarkan hasil riset pada tikus yang diberi kafein dan kemudian dilakukan otopsi, ternyata ditemukan bahwa sel otak tikus tersebut terlihat jauh lebih bagus. Lebih lanjut, Raul menambahkan, manfaat lain yang terdapat dalam kopi antara lain sebagai stimulator otak. "Jadi, itu untuk meningkatkan daya konsentrasi kita. Makanya, orang minum bisa lebih banyak bekerja, waktu untuk konsentrasi lebih panjang," tandasnya.


Minum Kopi Atasi Penyakit Kronis

Hasil penelitian terbaru menunjukkan, konsumsi kopi efektif mengatasi berbagai penyakit kronis. Namun untuk mencapai manfaat yang dimaksud, konsumsi kopi tidak boleh sembarangan dan harus berkualitas baik dan asli.


Surip Mawardi, peneliti kopi dan kakao Indonesia di sela-sela Konferensi Internasional Ilmu Pengetahuan Kopi 2010 di Nusa Dua Bali menyatakan, berdasarkan hasil penelitian terbaru, kopi bisa mengatasi berbagai macam penyakit seperti diabetes, kanker usus bahkan jantung koroner.

Dari hasil penelitian terbaru itu, lanjutnya, terungkap juga bahwa minum kopi seumur hidup memberikan efek yang menetralkan kesehatan jantung bagi peminumnya.

"Hal itu berdasarkan data metaanalisa terbaru terhadap 21 penelitian kohort prospektif yang dilakukan dari 1996 sampai 2008 dengan total kasus sebanyak 15.559 dengan melibatkan 407.806 sukarelawan untuk objek penelitian," ujarnya menjelaskan.

Dikatakan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat konsumsi minum kopi tidak mengubah risiko perkembangan penyakit jantung koroner. "Bahkan dengan mengkonsumsi kopi kurang dari dua cangkir per hari bisa mengurangi derita penyakit jantung koroner," terangnya.

Hasil penelitian tersebut, kata Surip, bisa mementahkan dugaan yang selama ini menilai bahwa minum kopi merusak kesehatan, terutama sistim jantung dan kardiovaskular. 

Di sisi lain, Surip mengatakan, pendekatan penelitian yang umum dilakukan oleh para peneliti adalah mempelajari pengaruh suatu komponen tunggal dalam kopi terhadap kesehatan peminumnya. Kemudian mereka menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dengan menggunakan senyawa tunggal tersebut.

Perlu diketahui, lanjutnya, kopi merupakan minuman mengandung senyawa yang sangat kompleks, terdiri lebih dari 800 komponen yang berbeda dan saling berinteraksi dalam jenis senyawa yang berdiri sendiri. 

"Saat ini, banyak bukti medis dan ilmiah yang mendukung kesimpulan bahwa minum kopi dengan porsi normal antara dua sampai empat cangkir per hari dengan kandungan kafein sampai dengan 100 miligram per cangkir, merupakan bagian dari pola makan yang berimbang," katanya.

Ia menambahkan, dengan mengkonsumsi kopi dalam takaran itu, tergolong aman dan tidak memberikan dampak yang merugikan terhadap kesehatan manusia.


KOPI UNTUK OBAT LUKA

Selain murah dan mudah didapat, ternyata kopi aman dan efektif untuk mengobati berbagai jenis luka. SIAPA yang tak kenal kopi? Serbuk hitam beraroma khas ini sangat digemari di Indonesia. Tapi tahukah kita kalau kopi tak hanya identik dengan minuman yang begitu nikmat saat diseruput selagi hangat? Selain sebagai pengusir kantuk yang membuat tubuh kembali terasa segar, kopi ternyata mampu diandalkan untuk mengobati luka. Dr. Hendro Sudjono Yuwono MD, Ph.D. sudah membuktikan khasiat kopi tersebut. Ahli bedah pembuluh darah dari RS Hasan Sadikin, Bandung ini sudah berkutat melakukan serangkaian penelitian terhadap kopi sejak awal tahun 2004. Hasilnya? Kopi ternyata sangat efektif dan aman untuk mengatasi berbagai jenis luka! Dari luka besut lantaran terjatuh, luka tergores benda tajam, luka bakar, sampai luka "koreng" yang sudah terinfeksi. Hebatnya lagi, semua usia dapat menggunakannya, termasuk anak-anak.

Dalam penelitiannya, Hendro menemukan zat antibakteri dalam serbuk kopi yang tergolong sangat kuat. Meski belum diketahui secara pasti jenis kandungannya, namun zat ini terbukti sangat efektif membasmi kuman Methicillin Resistant Starhylococcus Aureus (MRSA) yang sering dijumpai pada luka bernanah. Hendro menggunakan tikus dan marmot yang sengaja dilukai dengan cara dibakar sedikit. Tikus diobati dengan kopi sementara marmot diobati dengan obat medis untuk luka bakar. Ternyata tikus dapat sembuh dengan baik tanpa ada perbedaan sedikitpun dengan marmot. "Tidak timbul infeksi atau efek samping lainnya," papar Hendro yang mengaku tidak berniat untuk mematenkan hasil temuannya ini.

Awal tahun 2005 Hendro yang menyelesaikan spesialisasi bedah pembuluh darah tepi di Universitas Leiden dan pendidikan S3 ilmu bedah di Universitas Amsterdam, Belanda menggunakan kopi untuk menyembuhkan luka para pasiennya. Ada berbagai jenis luka yang ditangani, dari luka besut/serut karena terjatuh hingga luka bakar dan luka bernanah. Ternyata pengobatannya bisa berjalan efektif dan hasilnya bisa disetarakan dengan hasil pengobatan yang sudah baku. "Sejauh ini saya tidak melihat ada efek samping yang muncul dari pengobatan luka dengan kopi," tukas dosen di FK Unpad ini. 

CARA PAKAI



Quote:1. Taburkan secara merata di atas luka. Cukup tipis saja, tidak perlu
terlalu tebal.

2.Frekuensi bisa 3x sehari; pagi, siang, dan sore.

3.Setelah ditaburi kopi, luka harus tetap kering dan sama sekali tak
boleh terkena air. Bila terkena air, luka jadi basah terus-menerus
sehingga pengobatan tak berjalan efektif. Jika ingin mandi atau
melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan air, tutuplah luka dengan
rapat. 

KONTRAINDIKASI



Quote:Satu hal terpenting untuk diperhatikan, apakah anak alergi terhadap kopi atau tidak. Alergi terhadap kopi bisa dilihat dari munculnya warna kemerahan atau gatal-gatal di sekitar area luka. Bila demikian, hentikan pemakaian karena sangat mungkin luka justru akan semakin meluas dan dalam lantaran anak pasti tidak tahan untuk tidak menggaruknya. Tapi kalau anak pernah minum kopi dan tidak ada efek samping yang muncul, seperti mual, pusing atau gatal-gatal, bisa dikatakan dia tidak alergi kopi. 

PERIH ATAU TIDAK?

Quote:Berbeda dari obat merah yang bisa menimbulkan rasa perih saat diteteskan atau salep yang memunculkan rasa dingin, kopi malah memberikan rasa hangat. 

PERLUKAH RESEP DOKTER?
Quote:Pemakaian kopi tak memerlukan resep dokter. Kopi bisa langsung ditaburkan di atas luka. Hanya saja, kopinya haruslah kopi robusta yang belum dicampur apa-apa. Kopi tak bermerek ini biasanya dijual di pasar-pasar tradisional yang langsung digiling di tempat. Sebetulnya tuntutan keaslian ini tak lain karena, "Saya belum melakukan penelitian terhadap kopi lain yang bermerek," kata Hendro. Jadi, bila ingin menggunakan kopi bermerek, boleh-boleh saja namun ia tak menjamin apakah penyembuhan lukanya efektif atau tidak. 

BERAPA LAMA LUKA BISA SEMBUH?

Quote:Bila lukanya relatif kecil akibat tergores pisau, pengobatannya boleh jadi hanya butuh waktu singkat. Setelah diobati mungkin saja lukanya segera kering dan sembuh. Namun luka yang sama, bisa saja sembuh lebih lama bila setelah diobati lukanya basah terkena air.

Waktu penyembuhan luka juga tergantung pada kondisi luka itu sendiri. Kalau luas/lebar dan cukup dalam tentu butuh beberapa kali pengobatan. Ini berarti bisa makan waktu berhari-hari. Untuk luka yang sudah terinfeksi, pengobatannya tentu butuh waktu lebih lama, bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Pasalnya, butuh waktu khusus untuk membasmi bakteri yang sudah bercokol di luka tadi. Luka yang sudah terinfeksi ini ditandai sebagai luka yang bernanah, sudah lebih luas dari luka awal, dan biasanya disertai adanya jaringan daging yang membusuk. Yang juga makan waktu cukup lama adalah pengobatan luka pada penderita diabetes melitus. Oleh karena itu, tetap barengi pengobatan medis. Luka yang diderita para diabetesi, contohnya, baru akan efektif kalau pengobatan diabetesnya berjalan terus.
Selain murah dan mudah didapat, ternyata kopi aman dan efektif untuk mengobati berbagai jenis luka. SIAPA yang tak kenal kopi? Serbuk hitam beraroma khas ini sangat digemari di Indonesia. Tapi tahukah kita kalau kopi tak hanya identik dengan minuman yang begitu nikmat saat diseruput selagi hangat? Selain sebagai pengusir kantuk yang membuat tubuh kembali terasa segar, kopi ternyata mampu diandalkan untuk mengobati luka. Dr. Hendro Sudjono Yuwono MD, Ph.D. sudah membuktikan khasiat kopi tersebut. Ahli bedah pembuluh darah dari RS Hasan Sadikin, Bandung ini sudah berkutat melakukan serangkaian penelitian terhadap kopi sejak awal tahun 2004. Hasilnya? Kopi ternyata sangat efektif dan aman untuk mengatasi berbagai jenis luka! Dari luka besut lantaran terjatuh, luka tergores benda tajam, luka bakar, sampai luka "koreng" yang sudah terinfeksi. Hebatnya lagi, semua usia dapat menggunakannya, termasuk anak-anak.




0 komentar:

Posting Komentar

Birthday Cake